Langsung ke konten utama

Apa yang Terjadi jika DNA Rusak?

 


DNA (Deoxyribonucleid acid) adalah pemilik informasi genetik dan peranan struktural bersama dengan RNA (Ribonucleic Acid). DNA merupakan makromolekul benang panjang yang tersusun atas deoksiribonukleotida dengan masing-masing memiliki satu basa, satu gula dan satu gugus fosfat. DNA tersusun atas polimer nukleotida dengan tiga gugus molekul yaitu gula lima karbon, basa nitrogen golongan purin dan primidin serta gugus fosfat. Golongan purin pada DNA terdiri dari Adenin (A) dan Guanin (G), sedangkan golongan primidin teridiri dari cytosine (C) dan timin (T).

DNA dalam salah satu sel pada tubuh dapat mengalami kerusakan dalam tubuh manusia ribuan kali setiap harinya. Jika dikalikan dengan tubuh manusia yang memiliki seratus triliun atau lebih sel, maka tubuh manusia akan mengalami kesalahan DNA satu triliun sehari-harinya. Kerusakan akan menyebabkan masalah yang serius, seperti kanker. Terkadang nukleotida atau bahan pembangun DNA dapat mengalami kerusakan, bisa diakibatkan oleh mutasi secara tidak benar,.Setiap nukleotida mengandung basa, dan selama replikasi DNA enzim polimer pada DNA seharusnya membawa pasangan yang tepat untuk berpasangan dengan setiap untai basa. pasangan yang tepat yaitu Adenin dengan timin, dan guanin dengan sitosin. 

DNA juga dapat mengalami kerusakan bahkan setelah replikasi. Banyak molekul yang berbeda dapat menyebabkan perubahan kimia untuk nukleotida. Beberapa di antaranya berasal dari paparan lingkungan, seperti senyawa tertentu dalam asap tembakau. Tetapi, yang lainnya adalah molekul yang terdapat dalam sel secara alami, seperti hidorgen peroksida. Perubahan-perubahan kimia tertentu begitu umum sehingga mereka mempunyai enzim spesifik yang ditugaskan untuk mencegah kerusakan. Namun sel juga memiliki jalur perbaikan yang lebih umum. Jika satu dasar saja rusak, biasanya dapat diperbaiki dengan proses yang disebut perbaikan dasar. Satu enzim memotong keluar basis kerusakan ang lainnya enzim datang untuk memangkas di sekitar situs dan mengganti nukleotida. 

Kematian Sel:

  1. Apoptosis, merupakan kematian sel dikarenakan adanya gangguan terhadap lingkungan sel. Apoptosis ini terjadi pada jenis sel tertentu setelah pemaparan dosis radiasi rendah. Sel ini seperti limfosit, kelenjar ludah serosa, dan sel-sel tertentu di testis dan kripta usus.
  2. Nekrosis, merupakan kematian sel dengan hilangnya aktivitas dari membran sel akibat pemaparan dosis radiasi tinggi.
  3. Mitotic catastrophe, pada kerusakan ini sel akan berusaha untuk membelah tanpa perbaikan yang tepat dari kerusakan DNA. 
  4. Penuaan, sel tua yang kehilangan kemampuan untuk membelah.

 

Sumber: Menesini, Monica. 2015. What Happens when your DNA is damaged?. Link: https://www.youtube.com/watch?v=vP8-5Bhd2ag

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nama              : Putri Dwi Yusha

NIM                 : 1810442002

Mata Kuliah    : Kedokteran Nuklir A





Komentar

Postingan populer dari blog ini

POTENSIAL AKSI DAN POTENSIAL ISTIRAHAT PADA NEURON

  Neuron adalah sel yang membentuk sistem saraf terdiri dari tiga bagian utama. Dendrit, yang merupakan cabang kecil dari neuron yang menerima sinyal dari neuron lain, soma, atau badan sel, yang memiliki semua organel utama neuron seperti nukleus, dan akson yang terbungkus mielin berlemak. POTENSIAL AKSI ( ACTION POTENTIAL ) Dendrit menerima sinyal dari neuron lain melalui neurotransmiter, yang ketika mereka mengikat reseptor pada dendrit bertindak sebagai sinyal kimia. Pengikatan itu membuka saluran ion yang memungkinkan ion bermuatan mengalir masuk dan keluar sel, mengubah sinyal kimia menjadi sinyal listrik . satu neuron dapat memiliki satu ton dendrit yang menerima input, efek gabungan dari beberapa dendrit cukup mengubah muatan keseluruhan sel, memicu - POTENSIAL AKSI - yang merupakan sinyal listrik yang menuruni akson hingga 100 meter/detik, memicu pelepasan neurotransmitter di ujung yang lain dan selanjutnya menyampaikan sinyal. neuron menggunakan neurotransmiter seba...

PENDAHULUAN BIOELEKTRIK

  Manusia juga memiliki elektron yang menyediakan komunikasi antar sel melalui sinyal elektromagnetik. Kelistrikan mikroskopis yang terjadi pada semua makhluk hidup, termasuk kelistrikan pada manusia, disebut bioelektrik. alam semesta terdiri dari atom, gravitasi, listrik dan getaran. makhluk hidup memiliki bioelektrik, yang disebabkan oleh medan elektromagnetik, karena diterapkan pada prinsip penciptaan alam semesta. Bioelektrik adalah energi listrik mikroskopis yang dihasilkan oleh banyak proses biologis. setiap bagian tubuh manusia memiliki bioelektrik. pada abad ke-18, Luigi Galvani dari Italia melakukan peercobaan pada otot kaki belakang katak. dalam percobaan eksitasi otot, yang dikontrak oleh listrik, dia menemukan bioelektrik. Eksperimen ini sangat penting dalam ilmu fisika dan fisiologi. Setiap sel membutuhkan bioelektrik untuk berfungsi. Secara umum, sel menghasilkan listrik melalui pertukaran kimia di tingkat molekuler. Bioelektrik menekuni potensial listrik serta ar...

ANALISIS DISTRIBUSI DOSIS RADIASI ELEKTRON PADA TREATMENT PLANNING SYSTEM (TPS) MENGGUNAKAN TEKNIK 3-DIMENSIONAL CONFORMAL RADIATION THERAPY (3DCRT) UNTUK PENGOBATAN TUMOR KELOID

  Keloid merupakan bekas luka yang mengalami pertumbuhan seiring waktu dan dapat meluas melampaui lokasi awal luka atau trauma setelah penyembuhan luka terganggu. Keloid dapat mengalami kekambuhan ( recurrent ) dan dapat menimbulkan rasa sakit, gatal serta rasa tidak nyaman (Ojeh dkk., 2020). Epidemiologi keloid bervariasi pada 4,5% - 16% pada etnis Afrika, Asia dan Hispanik. Pada negara maju, sekitar 11 juta pasien keloid tercatat pada tahun 2000, sementara di negara berkembang terdapat 100 juta kasus per tahun di mana 55 juta kasus terjadi akibat dari pembedahan dan 25 juta kasus akibat adanya trauma atau kecelakaan. Kasus keloid di Indonesia tepatnya pada RSUD dr. Soetomo Surabaya dilaporkan sebanyak 249 kasus pada periode tahun 2017 – 2018 (Huang dan Ogawa, 2021; Elazhary dkk., 2022; Jannah dkk., 2022). Keloid sering terjadi pada orang-orang yang memiliki pigmen kulit gelap oleh karenanya keloid banyak ditemukan pada populasi manusia di Benua Asia, Benua Afrika dan Keturunan Hi...