Langsung ke konten utama

RADIASI IONISASI

Pada medical imaging (pencitraan medis) dengan pengecualian sonografi dan radiasi pengion MRI, merupakan cara yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan cara pengobatan  sehingga dengan adanya proyeksi radiografi fluoroskopi CT pada kedokteran nuklir yang memanfaatkan radiasi pengion untuk meningkatkan diagnosis.  Terdapat banyak manfaat dari radiasi ionisasi, tetapi juga tentu saja terdapat resiko didalamnya.

FAKTOR RESIKO

  • Pada radiasi pengion, resiko berarti bahwa radiasi yang kita gunakan kembali mampu mengeluarkan elektron di dalam pasien yang secara khusus di tingkat atom. Jadi apakah terjadi interaksi dengan oksigen atau berinteraksi dengan karbon, dimana ia berinteraksi dengan tubuh kita dan di dalam atom-atom dengan mengeluarkan elektron-elektron. Jadi apakah itu elektron kulit terdalam atau elektron kulit terluar yang masih mengeluarkan elektron di dalam tubuh kita sehingga menciptakan beberapa bentuk ketidakstabilan yang memang memiliki berpotensi merusak jaringan. 
  • Terdapat resiko yang berbeda terkait dengan jumlah dosis atau bagaimana dosis itu diberikan sehingga lebih banyak resiko dikaitkan dengan dosis yang diberikan secara terus menerus dari waktu ke waktu atau satu paparan berbasis masif sehingga semua bentuk radiasi pengion halus dilakukan.
  • Adanya efek stokastik dan efek deterministik
Jadi secara umum radiasi pengion tidak termasuk dalam spektrum elektromagnetik. Ada beberapa jenis radiasi pengion dimana sinar-x adalah bagian dari spektrum radiasi elektromagnetik. (EMR spectrum) tetapi tidak termasuk sinar gamma. Spektrum elektromagnet adalah radiasi berbasis partikulat yang mungkin termasuk partikel beta atau partikel alfa. jadi hanya radiasi pengion yang memiliki kemampuan untuk diserap dan tersebar atau dipaparkan pada pasien serta dapat digunakan dalam berbagai variasi yang berbeda.

SIMBOL BAHAYA



Simbol diatas diluncurkan oleh IAEA pada tahun 2007.

SPEKTRUM ELEKTROMAGNETIK





spektrum elektromagnet diurutkan dari gelombang radio sampai dengan sinar gamma. Panjang gelombang dimulai dari panjang gelombang terbesar adalah gelombang radio dan panjang gelombang sinar gamma adalah panjang gelombang terpendek. Menurut definisi, panjang gelombang adalah jarak antara puncak berturut-turut atau lembah/palung berurutan. Dari gambar diketahui bahwa jarak menyusut saat masuk ke bentuk energi yang lebih tinggi dari radiasi elektromagnetik sehingga terlihat hubungan panjang gelombang dan frekuensi adalah berbanding terbalik dimana mengurangi frekuensi atau seberapa sering gelombang terjadi dalam periode waktu tertentu. Frekuensi juga terkait dengan energi dimana frekuensi yang lebih tinggi sama dengan energi yang lebih tinggi jadi hubungannya sebanding meskipun panjang gelombang dan frekuensi memiliki kebalikan dimana saat panjang gelombang meningkat maka frekuensi menurun. 


SUMBER PAPARAN (EXPOSURE SOURCES)

Terlepas dari apakah Anda menjalani prosedur pencitraan medis (medical imaging) Anda masih akan terkena radiasi hanya dalam bentuk alami atau radiasi berbasis latar belakang. Radiasi tersebut berasal dari sinar seperti ruang angkasa atau dari matahari atau bahan radioaktif yang mungkin digunakan dalam proses pembangunan. jadi bebatuan atau lokasi geografis tanah juga bisa memberikan paparan radiasi. Gas radon memberikan paparan radiasi terbesar pada makanan yang dimakan dan air yang diminum.

sumber paparan dari radiasi berasal dari radiasi alam (radiasi latar belakang) dan radiasi hasil buatan manusia. Berdasarkan Laporan NCRP No. 160 tentang Paparan Radiasi Ionisasi pada Populasi di Amerika Serikat ditampilkan dalam diagram lingkaran berikut:


EFEK RADIASI PADA MASYARAKAT

menurunnya angka orang yang menerima radiasi ionisasi oleh populasi dan jumlah prosedural. Keprihatinan publik terjadi karena miskonsep terhadap resiko, berita sensasi dari media masa, berita yang lebih banyak negatif dibandingan berita positif dan adanya kekacauan nuklir.

EFEK RADIASI PADA TUBUH MANUSIA
  • Efek langsung dan tidak langsung. Efek langsung yaitu merusak DNA secara langsung sedangkan efek tidak langsung yaitu melalui ionisasi molekul air yang nantinya dapat merusak DNA di kemudian hari.
  • Efek genetik dimana mutasi genetik diwariskan pada keturunan. selain itu terjadi kerusakan pada sel sperma dan sel telur dan selalu berakibat efek stokastik.
  • Efek somatik dimana hasil paparan dari orang yang menjalani proses irradiasi. 
Beberapa tipe efek radiasi adalah:
  • Efek deterministik yang mengenal ambang batas dosis. Contoh: Eritema, Katarak, naiknya jumlah darah dan sterilitas.
  • Efek stokastik yang terjadi secara acak (probabilitas). Semua dosis membawa banyak resiko, resiko menurun dengan berkurangnya dosis. Efek stokastik dapat mengindikasikan kanker.
  • Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah dosis yang diterima, umur penerima dan luas lapangan paparan radiasi.
RADIOSENSITIVITAS

organ yang mengalami pembelahan sel yang cepat sangat sensitif terhadap paparan radiasi. semakin besar faktor bobot (Wt) maka semakin sensitif organ terhadap radiasi. Nilai tersebut dapat digabung untuk melihat efek radiasi terhadap keseluruhan tubuh manusia. Berikut adalah faktor bobot yang dipublikasikan oleh ICRP.



EFEK RADIASI PADA KEHAMILAN
  • Efek teratogenik dimana efek radiasi diterima oleh janin pada rahim
  • Trimester pertama dari kehamilan sangat berbahaya jika terpapar radiasi dimana pada trimester pertama terjadi proses organogenesis dari hari ke 10 sampai minggu ke sepuluh kehamilan
  • Efek yang tergantung organ yang mengalami perkembangan. Efek radiasi dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan, malformasi congenital, kematian janin dan penurunan IQ janin
  • Ambang batas untuk malformasi adalah 100 mGy
EFEK RADIASI PADA ANAK-ANAK

Anak-anak secara inheren lebih sensitif terhadap radiasi ketimbang orang dewasa. Anak-anak lebih rentan terkena tiroid, kanker payudara dan leukimia. selain itu anak-anak juga dapat mengalami tumor dimana tumor memiliki periode laten yang lama. Tetapi, IG (Image Gently) atau IW dapat membantu mengatasinya.

HUKUM

cara terbaik yang dapat dipraktikkan adalah tingkat manajemen yang meminimalkan paparan radiasi dengan mempertimbangkan efektivitas biaya, status teknologi, keselamatan operasional dan status lingkungan sosial.

PERLINDUNGAN RADIASI

Tujuan dari perlindungan radiasi adalah untuk memelihara lingkungan yang aman untuk pasien dan staff, mengkaji resiko dan menentukan tingkat radiasi yang aman serta memastikan ALARA. Tujuan menyeluruh dari perlindungan radiasi adalah mencegah efek deterministik dan membatasi kemungkinan dari efek stokastik. Tujuan dari perlindungan radiasi ini sesuai dengan rekomendasi ICRP yaitu azas justifikasi, optimasi dan limitasi.

Selain itu, untuk perlindungan radiasi terdapat 3 upaya yaitu 'Time-Distance-Shielding' atau 'Waktu-Jarak-Perisai' dimana:
  • Menjaga waktu paparan menjadi minimum (untuk pasien dan staff), mengatur pulse fluoro dan memilih waktu pemaparan radiasi sesingkat-singkatnya.
  • Menjaga jarak sesuai dengan hukum kuadrat terbalik (inverse square law). dengan menggandakan jarak dari sumber paparan maka mengurangi paparan sampai dengan seperempat paparan sumber.
  • Menggunakan perisai (shielding) untuk GP dari pasien dan staff dan efektivitas kolimating.
Perlindungan radiasi untuk pasien mempertimbangkan efektivitas imobilisasi, waktu yang singkat, mengatur dosis paparan radiasi karena satu dosis tidak dapat menyesuaikan untuk semua pasien, kolimating/GP, Manipulasi proyeksi dan memaksimalkan penggunaan teknologi digital. Untuk staff, dapat menggunakan apron timbal dengan ketebalan 0.5 mm dan melakukan monitor janin (bulanan) untuk staf yang hamil.

DOSIS RADIASI
  1. Entrance Skin Exposure (ESE)
  2. Dose Area Product (DAP)
  3. Dose Line Product (DLP)
  4. CTDIvol dan SSDE
  5. Diagnostic Reference Level (DRL) dimana diluar indikator nasional memerlukan penyesuaian

SUMBER: Mercy College of Ohio. 2016. IMG 320: Ionizing Radiation. URL: https://youtu.be/YIOH_qoRGYs diakses pada April 2021.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POTENSIAL AKSI DAN POTENSIAL ISTIRAHAT PADA NEURON

  Neuron adalah sel yang membentuk sistem saraf terdiri dari tiga bagian utama. Dendrit, yang merupakan cabang kecil dari neuron yang menerima sinyal dari neuron lain, soma, atau badan sel, yang memiliki semua organel utama neuron seperti nukleus, dan akson yang terbungkus mielin berlemak. POTENSIAL AKSI ( ACTION POTENTIAL ) Dendrit menerima sinyal dari neuron lain melalui neurotransmiter, yang ketika mereka mengikat reseptor pada dendrit bertindak sebagai sinyal kimia. Pengikatan itu membuka saluran ion yang memungkinkan ion bermuatan mengalir masuk dan keluar sel, mengubah sinyal kimia menjadi sinyal listrik . satu neuron dapat memiliki satu ton dendrit yang menerima input, efek gabungan dari beberapa dendrit cukup mengubah muatan keseluruhan sel, memicu - POTENSIAL AKSI - yang merupakan sinyal listrik yang menuruni akson hingga 100 meter/detik, memicu pelepasan neurotransmitter di ujung yang lain dan selanjutnya menyampaikan sinyal. neuron menggunakan neurotransmiter seba...

PENDAHULUAN BIOELEKTRIK

  Manusia juga memiliki elektron yang menyediakan komunikasi antar sel melalui sinyal elektromagnetik. Kelistrikan mikroskopis yang terjadi pada semua makhluk hidup, termasuk kelistrikan pada manusia, disebut bioelektrik. alam semesta terdiri dari atom, gravitasi, listrik dan getaran. makhluk hidup memiliki bioelektrik, yang disebabkan oleh medan elektromagnetik, karena diterapkan pada prinsip penciptaan alam semesta. Bioelektrik adalah energi listrik mikroskopis yang dihasilkan oleh banyak proses biologis. setiap bagian tubuh manusia memiliki bioelektrik. pada abad ke-18, Luigi Galvani dari Italia melakukan peercobaan pada otot kaki belakang katak. dalam percobaan eksitasi otot, yang dikontrak oleh listrik, dia menemukan bioelektrik. Eksperimen ini sangat penting dalam ilmu fisika dan fisiologi. Setiap sel membutuhkan bioelektrik untuk berfungsi. Secara umum, sel menghasilkan listrik melalui pertukaran kimia di tingkat molekuler. Bioelektrik menekuni potensial listrik serta ar...

ANALISIS DISTRIBUSI DOSIS RADIASI ELEKTRON PADA TREATMENT PLANNING SYSTEM (TPS) MENGGUNAKAN TEKNIK 3-DIMENSIONAL CONFORMAL RADIATION THERAPY (3DCRT) UNTUK PENGOBATAN TUMOR KELOID

  Keloid merupakan bekas luka yang mengalami pertumbuhan seiring waktu dan dapat meluas melampaui lokasi awal luka atau trauma setelah penyembuhan luka terganggu. Keloid dapat mengalami kekambuhan ( recurrent ) dan dapat menimbulkan rasa sakit, gatal serta rasa tidak nyaman (Ojeh dkk., 2020). Epidemiologi keloid bervariasi pada 4,5% - 16% pada etnis Afrika, Asia dan Hispanik. Pada negara maju, sekitar 11 juta pasien keloid tercatat pada tahun 2000, sementara di negara berkembang terdapat 100 juta kasus per tahun di mana 55 juta kasus terjadi akibat dari pembedahan dan 25 juta kasus akibat adanya trauma atau kecelakaan. Kasus keloid di Indonesia tepatnya pada RSUD dr. Soetomo Surabaya dilaporkan sebanyak 249 kasus pada periode tahun 2017 – 2018 (Huang dan Ogawa, 2021; Elazhary dkk., 2022; Jannah dkk., 2022). Keloid sering terjadi pada orang-orang yang memiliki pigmen kulit gelap oleh karenanya keloid banyak ditemukan pada populasi manusia di Benua Asia, Benua Afrika dan Keturunan Hi...